RUMAHKARYABERSAMA.COM, SANGATTA – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur, dipimpin Bupati Ir H Ismunandar MT, bersama Kepala Dinas Kesehatan, dr Bahrani Hasanal, Dandim 0909 Sangatta, Letkol CZI Pabate, Ketua Satgas Covid 19 Kutim, Sekda Drs H Irawansyah M Si, Ketua Harian Satgas yang juga Kepala BPBD Kutim, Syafruddin Syam dan pejabat lainnya, menggelar jumpa awak media di ruang Tempudau, Selasa (24/3/2020).
Bupati berharap, dengan pertambahan jumlah penderita corona menjadi dua orang dan jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) menjadi 112 jiwa, tidak membuat masyarakat panik. Lantas menyerang pemerintah dengan mengatakan lambat dalam merespon. Tapi untuk memastikan warga tersebut positif corona, memang panjang.
“Waspada harus, tapi dengan mengajak warga lain untuk diam di rumah saja, itu lebih baik. Karena itu satu-satunya jalan untuk memutus mata rantai penyebaran. Makanya kami bekerja sama dengan pihak kepolisian dan instansi lain, untuk menindak tegas masyarakat yang berkumpul hingga melarang penyelenggaraan kegiatan yang melibatkan banyak massa,” ujarnya.
Tempat berkumpul warga, seperti café, warung kopi dan tempat hiburan malam, menurut Bupati sudah diimbau agar tutup untuk sementara waktu. Pihak kepolisian pun terus melakukan razia, di tempat-tempat yang biasa menjadi tempat berkumpul warga. Bila ada warga yang berkumpul, langsung dibubarkan.
Dalam kesempatan itu juga, Bupati mengaku banyak menerima pesan singkat yang masuk, memintanya menutup pusat keramaian warga Seperti pasar induk dan STC. Namun ia memastikan tidak akan menutup pasar induk. “Menutup pasar itu, harus ada kompensasi yang diberikan pada para pedagang. Belum lagi, masyarakat nanti mencari bahan pangan dimana dan pastinya akan jadi mahal. Makanya kami sediakan tempat mencuci tangan di pasar. Agar masyarakat yang habis berbelanja, langsung mencuci tangannya,” ungkapnya.
Di sisi lain, upaya pencegahan telah dilakukan dengan cermat oleh para tim medis dari Dinas Kesehatan maupun dari rumah sakit swasta, Poliklinik hingga Puskesmas se Kutai Timur. Memang APD yang digunakan tim medis dalam menangani pasien yang masuk dalam kategori PDP (dengan pengawasan), belum maksimal. Karena, memang barangnya tidak ada.
“APD sudah dipesan Dinas Kesehatan, tapi memang belum ada. Keterbatasan APD untuk tenaga medis, tidak hanya terjadi di Kutim. Saya juga bergabung dengan forum kepala daerah kabupaten/kota se Kaltim. Ini juga terjadi di daerah lain. Informasi dari Dinkes, sudah dipesan sejak dua minggu lalu, tapi dijanjikan April baru ada barangnya,” ungkap Kadis Kesehatan dr Bahrani Hasanal.
Sebagai pencegahan mandiri, masyarakat dipersilakan membentuk kelompok kecil untuk melakukan penyemprotan disinfektan di sekitar lingkungan pemukiman hingga rumah warga.(advertorial/Diskominfo Perstik Kutim/*4)