rumahkaryabersama.com. Pengembangan Irigasi Untuk Mengatasi Keterbatasan Air Pertanian – Irigasi merupakan salah satu proses dalam pertanian yang tidak bisa dilewatkan. Setelah masa penyiapan lahan dan penanaman bibit, irigasi harus dilakukan untuk memastikan tanaman mendapatkan asupan air yang cukup.
irigasi merupakan sistem pengaturan air atau pengairan yang digunakan untuk menunjang keberhasilan pertanian. Dengan sistem ini, air dialirkan dari sumber air yang tersedia menuju ke lahan pertanian sehingga kebutuhan tanaman dapat tercukupi dan bisa tumbuh secara normal.
Guna melancarkan aliran air ke lahan persawahan agar kesuburan tanah di lahan persawahan yang ada di Kutaia Timur (Kutim), rencananya Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim) melalui Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Peternakan (TPHP) akan membangun program irigasi.
Kepala Dinas TPHP Kutim Dyah Ratnaningrum menjelaskan, pembangunan irigasi ini untuk mengairi persawahan di empat kecamatan. khususnya daerah yang merupakan penghasil padi sawah lokal.
“Meliputi empat kecamatan, yaitu Sangatta Selatan, Long Masengat, Kongbeng dan Kaubun,” jelas Dyah.
Dijelaskan lebih jauh olehnya, dari empat program irigasi yang akan dibangun tahun ini, Sangatta Selatan menjadi prioritas utama. Karena di Sangatta Selatan terdapat lahan persawahan seluas 200 hektare (Ha). Untuk desain sekaligus perencanaan program dimaksud menurut Dyah sudah diserahkan kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR).
“Data dan gambar sudah ada dengan saya dan sudah diserahkan ke Dinas PUPR Kutim. Program ini menjadi bentuk kolaborasi antara Dinas PTHP dengan PUPR,” kata Dyah yang asli.
Menurut Dyah, Dinas PUPR sudah meninjau salah satu irigasi di Long Masengat yang mengalami pendangkalan. Selanjutnya walaupun Sangatta Selatan mendapat prioritas dan tiga kecamatan lainnya, bukan berarti program dimaksud nantinya bakal tidak dilaksanakan. Namun teknisnya saja yang tidak bersamaan. Selain Sangatta Selatan, Long Mesangat, Kongbeng dan Kaubun memang di desain menjadi sentra penghasil beras. Karena memiliki luasan lahan yang mencukupi. Terlebih Kecamatan kaubun yang sementar ini sudah sukses menjadi salah satu sentra penghasil beras lokal hingga ribuan ton.
“Jadi pembangunan irigasi di empat kecamatan ini, karena memang merupakan penghasil dan lumbung padi sawah lokal di Kutai Timur. Setiap tahun mampu memproduksi padi cukup signifikan,” kata Dyah Ratnaningrum, ditemui di ruang kerjanya, belum lama ini.
Dia yakin dengan semakin meningkatnya sistem pengairan di lahan persawahan di Kutim akan berdampak pada peningkatan produksi padi sawah di daerah ini. Dengan demikian harapan untuk memenuhi kebutuhan beras di Kutim yang terus meningkat dapat tercapai. Pastinya kebutuhan beras akan terus meningkat seiring penambahan jumlah penduduk Kutim. Irigasi juga bakal meningkatkan jumlah pembukaan lahan persawahan baru. (adv/kominfo/05)