Potensi Sawit, Untuk Pengembangan Batik Lokal

bennerkominfo1

IMG 20241111 WA0011

rumahkaryabersama.com. Potensi Sawit, Untuk Pengembangan Batik Lokal – Batik memiliki hubungan erat dengan budaya Indonesia. Batik bukan hanya sebuah kain, tetapi juga merupakan warisan budaya yang sangat berharga. Batik menjadi simbol identitas bangsa Indonesia dan diakui sebagai warisan kemanusiaan oleh UNESCO.

Bacaan Lainnya

Filosofi yang ada pada motif batik berhubungan dengan kultur atau kebudayaan yang kental dengan simbol-simbol yang melekat pada kehidupan masyarakat dan kearifan lokal. Batik memiliki berbagai corak dan warna yang khas. Setiap daerah memiliki corak dan warna yang menggambarkan kultur wilayahnya.

Sm-art Batik menampilkan produk-produk batik tulis terbaiknya, khususnya yang dibuat dengan menggunakan inovasi malam (lilin batik) sawit yang ramah lingkungan.

Sejak pertengahan 2023, Sm-art Batik menjadi mitra Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dalam pengembangan industri batik sawit guna mendorong hilirisasi industri sawit berkelanjutan.

Saat ini, Sm-art Batik telah menggunakan malam yang diproses dari limbah pengolahan minyak sawit dan pewarna alami dari komponen tanaman sawit.

Berkaitan dengan inovasi yang di kembangkan oleh Sm-art Batik yang terletak di Kecamatan Lendah, Kabupaten Kulon Progo. Dalam upaya mendorong inovasi dan pengembangan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Kutai Timur (Kutim) tertarik untuk mempelajari inovasi ini.

Kepala Bidang Kelembagaan UKM Kutai Timur Firman Wahyudi, mengapresiasi inovasi yang dilakukan oleh Sm-art Batik dalam memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah di Indonesia, seperti kelapa sawit. Menurutnya, penggunaan malam sawit dapat meningkatkan serapan produksi sawit dalam negeri dan memiliki nilai tambah ekonomis bagi sektor pertanian, khususnya untuk petani sawit. “Ini adalah contoh yang baik bagaimana UKM bisa memanfaatkan sumber daya lokal untuk menciptakan produk unggulan,” kata Firman.

Kunjungan ini diharapkan menjadi langkah awal bagi Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Kutai Timur untuk memperkenalkan teknologi baru dalam pembuatan batik kepada para pengrajin di wilayah tersebut. “Harapannya, dengan adopsi teknologi baru ini, batik yang dihasilkan bisa lebih berkelanjutan, berdaya saing, dan memiliki nilai jual yang lebih tinggi di pasar,” Pungkasnya.

Inovasi ini juga diharapkan dapat memperkuat posisi UMKM batik di Kutai Timur dan mengarah pada terciptanya produk unggulan yang berbasis kearifan lokal. (adv/kominfo/5)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *