Embob Jengea Menjadi Puncak Pesta Adat Budaya Lom Plai, di Desa Nehas Liah Bing

Embob Jengea Menjadi Puncak Pesta Adat Budaya Lom Plai, di Desa Nehas Liah Bing
Bupati Ardiansyah Sulaiman, Wabup Kasmidi Bulang dan Ketua DPRD hadiri pesta adat budaya lom Plai di desa nehas liah bing

MUARA WAHAU. Embob Jengea Menjadi Puncak Pesta Adat Budaya Lom Plai, di Desa Nehas Liah Bing – Kekayaan adat-istiadat dan budaya nusantara memang sudah tidak bisa diragukan lagi. Beragam suku bangsa dengan keunikan dan ciri khas masing-masing memberikan warna tersendiri bagi keberagaman adat dan budaya nusantara, sehingga menjelma menjadi identitas nusantara yang tak ternilai harganya dan menjadi kebanggaan.

Salah satu suku dimana pesta adat dan budayanya mulai diperkenalkan sampai pelosok yaitu suku dayak Wehea. Suku Dayak Wehea merupakan suku yang pertama kali mendiami sungai Wehea, kini dikenal dengan sebutan sungai Wahau. Salah satu budaya yang selalu digelar setiap tahunnya adalah pesta adat dan budaya Lom Plai.

Pesta adat dan budaya Lom Plai tahun 2023 yang digelar di Desa Nehas Liah Bing, Kecamatan Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur dimeriahkan berbagai acara adat dan kebudayaan suku Dayak serta dihadiri langsung oleh Bupati Kutai Timur Ardiansyah Sulaiman di dampingi Wakil Bupati Kutim Kasmidi Bulang.

Selasa (2/4/2023) merupakan puncak acara pesta adat dan budaya Lom Plai 2023, dimana Lom Plai juga masuk dalam kegiatan nasional, Karisma Event Nusantara (KEN) 2023.

Perayaan Puncak Upacara Adat Lom Plai, yakni “Embob Jengea”. Lom Plai merupakan serangkaian Upacara Adat Dayak Wehea, dimana Embob Jengea sebagai bentuk ungkapan syukur atas panen padi yang diterima oleh masyarakat Wehea.

Tujuan dari ritual tersebut adalah bentuk penghormatan kepada dewi padi “Long Diang Yung” , diharapkan warga sembuh dan sehat serta warga masyarakat sejahtera, memanggil semangat padi yang tercecer di ladang karena di makan oleh binatang, di bawa orang untuk keluar di jual agar tanam padi mendatang padi tumbuh jadi subur.

Bupati Kutai Timur, Ardiansyah Sulaiman menyampaikan bahwa pesta adat dan budaya Lom Plai ini diharapkan memberikan dampak positif untuk masyarakat Kutim.

“Tidak kalah penting mudah-mudahan ini (pesta adat dan budaya Lom Plai) mampu meningkatkan kreatifitas masyarakat yang tergabung di dalam UMKM,” ungkapnya kepada awak media, Selasa (2/4/2023).

Tidak lupa Bupati menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kepala Adat Wehea Bapak Ledjie Taq yang senantiasa mempertahankan dan melestarikan adat dan budaya wehea tersebut dan menjadi event tetap yang selalu di laksanakan.

“Atas nama pemerintah saya ucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Kepala Adat Wehea Bapak Ledjie Taq yang senantiasa mempertahankan dan melestarikan adat dan budaya wehea, serta ucapan terima kasih kepada kepala tokoh-tokoh adat dari enam desa yakni Desa Bea Nehas, Desa Diak Lay, Desa Beq, Desa Ling Wehea, Desa Diak Leway dan Desa Nehas Liang Bing yang tetap melestarikan adat budaya yang sangat luar biasa ini,” ucapnya.

Embob Jengea Menjadi Puncak Pesta Adat Budaya Lom Plai, di Desa Nehas Liah Bing

Orang nomor satu di Kutim itu juga berharap kedepannya perayaan Lom Plai ini akan lebih meriah dengan festival-festival budaya yang cukup heterogen di Kutai Timur.

Adapun rangkaian kegiatan puncak acara pesta adat dan budaya Lom Plai hari ini diantaranya diisi dengan menyambut tamu dengan ritual khas suku Dayak, embos min di rumah Ibu Blak dan Tambak 1, turun ke bawah pondok (jengea) di pinggir Sungai Wehea – tarian di atas rakit – Sksiang – Plaq Saey, acara kesenian seperti pementasan seni menceritakan sejarah Long Diang Yung – Enluei Hedoq – Tarian Hudoq, serta tarian balai budaya. (Adv/Kominfo/*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *