RUMAHKARYABERSAMA.COM.KOREA SELATAN. Ikuti 14 Handarty Korea Exhibition Dispar Kutim Hadirkan Batik dan Kuliner Khas Kutim – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Timur (Kutim) melalui Dinas Pariwisata (Dispar), melakukan langkah konkret dalam mendorong ekonomi kreatif melalui produk UMKM agar lebih dikenal luas dan mendunia.
Dalam pagelaran 14 Handarty Korea Exhibition Event 2022, produk kerajinan tangan dan kuliner khas Kutim ikut mejeng di Korea Selatan sejak 27 Juli hingga 2 Agustus 2022 .Selasa (2/8/2022)
Produk Olahan Kuliner Sangatta (Okusa), hasil UMKM Kutim binaan PT Pama Persada Nusantara Site Sangatta melalui YDBA-LPB PAMA Banua Etam, dan Olsabara binaan PT KPC mendapat respons positif dari warga negara Ginseng tersebut.
Produk Okusa dan Olsabara cukup diminati, seperti keripik pisang, amplang batu bara dan minuman sehat yang erbuat dari jahe merah. Hal tersebut dikemukakan CSR Section Head PAMA Area KPC, Yasser Pramana.
Ikuti 14 Handarty Korea Exhibition Dispar Kutim Hadirkan Batik dan Kuliner Khas Kutim
“Hal ini merupakan langkah positif untuk pengembangan industri dan ekonomi kreatif seperti UMKM di Kutim. Bahkan, menjadi peluang besar untuk perluasan market yang selama ini hanya berada di Kutim” Ujar Yasser
Pihaknya pun berharap produk kebanggaan Okusa bisa menjangkau lebih luas lagi hingga pasar global dan mulai dikenal di Korea Selatan. ,
“Yang jelas, apabila setelah expo 14 Handarty Korea Exhibition Event 2022, ada permintaan pasar, kami siap menyuplai sesuai dengan pesanan. Itu harapan kami,” ungkapnya
Kadispar Kutim Nurullah membenarkan hal itu. Dia menyebutkan, bahwa minat masyarakat Korsel terhadap produk kuliner Kutim cukup tinggi dalam pelaksanaan 14 Handarty Korea Exhibition Event 2022.
“Kebetulan pak Eko Prilianto Sudradjat perwakilan perdagangan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Korea Selatan, menyampaikan kepada kami, bahwa peluang besar untuk diekspor ke Korea Selatan adalah seafood dalam bentuk frozen, kripik singkong dan kripik pisang.” Ujar Nurulla
Tentunya dengan jumlah yang lebih lebih besar untuk selanjutnya dituangkan dalam surat perjanjian kerja sama (SPKS) agar bisa selanjutnya bisa mengekspor produk khas Kutim
Adapun strategi yang harus dilakukan, mengkonsolidasikan usaha kecil menengah dengan mendorong industri usaha lebih besar. Agar dapat memenuhi target dalam jumlah besar, sebagai penyedia sesuai kebutuhan pasar yang diminati masyarakat Negeri Ginseng untuk dapat menjangkau pasar lebih besar.
“Tentunya kualitas produk harus sesuai standar barang ekspor,” pungkas Nurullah
Tirah Satriani selaku Sekretaris Dispar Kutim, mengatakan Selain produk kuliner, produk komunitas batik dan tenun khas Kutim juga sangat diminati. Tetapi, ada ketentuan yang membuat batik dan tenun tersebut lebih menarik.
“Paling tidak semua produk dari Kutai Timur yang akan diekspor harus ada historical recordsnya,” ungkapnya.(Rb.01)