RUMAHKARYABERSAMA. COM, SANGATTA – Hj Tirah Satriani kembali nahkodai Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) masa bakti 2021-2026. Hj Tirah Satriani dilantik langsung oleh Ketua PPTI Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Hj Norbaiti Isran Noor.
Diperiode sebelumnya Tirah sapaan akrab istri orang nomor dua di Kutim tersebut juga menjabat sebagai Ketua PPTI Kutim. Pelantikan digelar di Ruang Meranti Kantor Bupati Kutim pagi tadi, Rabu (13/10/2021).
Bupati Kutim, H Ardiansyah Sulaiman dalam sambutannya menyampaikan untuk pentingnya prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). “Saya tidak terlalu banyak meminta kepada kader TB, saya hanya minta kader TB agar mengajak masyarakat untuk setiap minggu pagi melaksanakan senam. Jika sudah dilakukan Alhamdulillah, jika belum bisa dicanangkan nantinya,” harap orang nomor satu di Kutim tersebut.
Dikatakannya lagi bahwa sanitasi lingkungan dan PHBS merupakan standar yang memang sangat penting. “Saya berharap terintegrasinya pembangunan terjadi dengan baik, infrastruktur berjalan, sanitasinya menjadi salahsatu tolak ukur,” ucapnya.
Ardiansyah juga menegaskan kepada kader TB bahwa TOSS jangan hanya menjadi selogan, dimana kasus TB di Indonesia cukup besar, dirinya berharap kepada pengurus PPTI Kutim dan Kader TB untuk dapat mememukan kasus TB sebanyak-banyaknya, selain itu agar bisa meyakinkan masyarakat akan sembuh jika pengobatannya dilakukan secara sempurna dan sesuai dengan jadwal.
Sementara Ketua PPTI Kutim terpilih, Hj Tirah Satriani saat ditemui usai pelantikan mengatakan pihaknya berharap adanya lintas sektor yang dapat membantu kerja PPTI. “Dengan adanya lintas sektor kami sangat terbantu, yang sangat berkontribusi sampai dengan saat ini adalah Dinas Kesehatan, para kader TB di Kecamatan, Ini yang memang sangat membantu sekali untuk PPTI Kutim,” ungkapnya.
Tirah sapaan akrabnya juga menjelaskan terjadinya peningkatan angka kasus TB karena adanya pandemi covid-19. “Karena pandemi covid-19, maka PPTI Kutim sempat setop sementara untuk melakukan kegiatan sosialisasi. Namun sebelum pandemi PPTI Kutim aktif untuk melakukan sosialisasi bahaya TB dan penanggulangannnya dari tingkat anak-anak, remaja hingga dewasa,” jelasnya.
Sesuai misi PPTI Kutai Timur, dirinya juga ingin memperkenalkan pola hidup sehat sejak dini. Adapun sasaran yang akan diberi pengetahuan tentang TB adalah sekolah-sekolah, mulai dari tingkat PAUD, TK hingga SD. Untuk mensosialisasikan bagaimana lingkungan yang bersih agar terhindar dari penularan penyakit TB. Hal ini juga sejalan dengan tujuan PPTI agar Kutim bebas TB.
Selain itu lanjut Tirah, sosialisasi ke masyarakat juga tak ketinggalan dilakukan. Termasuk program TOSS TB, yakni Temukan Obati Sampai Sembuh. Yakni dengan menyebarkan informasi terkait gejala TB di masyarakat dan masyarakat mau peduli dan melapor bila ada di lingkungan mereka ada yang menunjukkan gejala TB. (Rb.01.03.05R)