RUMAHKARYABERSAMA.COM, SANGATTA – Sebagai wadah awak media, baik media lokal maupun nasional, Aliansi Jurnalis Kutai Timur (AJKT) sudah terbentuk sejak 2015 lalu. Pergantian pengurus pun sudah dilakukan beberapa kali.
Lebih dari 30 pemburu berita bergabung dalam wadah tersebut. Mereka berasal dari beragam media massa yang ada di Kutai Timur. Baik media cetak, seperti Kaltim Post, Tribun Kaltim, Koran Kaltim dan Disway –Nomorsatu Kaltim, media elektronik, radio pemerintah daerah, radio GWP, TVRI, PKTV serta media online, di antaranya Halo Kaltim, Kronik Kaltim, Fokus Kaltim, Kaltim Today, Upnews, RKB, Ruang Kutim, Akurasi dan lainnya.
Rabu (21/10/2020), pelantikan para pengurus AJKT yang baru juga dilakukan. Kali ini oleh Staf Ahli Bupati Kutai Timur, Bidang Hukum dan HAM, Syahrir. Disaksikan Wakil Ketua II DPRD Kutim, Arfan SE M Si, anggota DPRD Provinsi Kalimantan Timur, Agus Aras dan Nasiruddin yang merupakan Pembina organisasi, jajaran pejabat Pemkab Kutai Timur, serta tak ketinggalan dua pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Kutai Timur, yakni H Mahyunadi SE M Si dan H Kasmidi Bulang ST MM. Serta perwakilan Dandim 0909 Sangatta, Danlanal Sangatta dan Kapolres Kutim juga stakeholder di wilayah Kabupaten Kutai Timur.
“Dengan adanya organisasi ini, sudah pasti bahwa pekerjaan mulia seorang jurnalis, senantiasa selalu berbuat untuk kepentingan orang banyak. Memberikan informasi akurat dan terpercaya, secara professional, hingga ke pelosok desa. Sekaligus ikut membantu menangkal berita hoax yang kerap beredar di saat pandemic covid 19 dan jelang Pilkada Kutim. Tolong bantu, membuat Kutim tetap kondusif dengan pemberitaan yang sejuk,” kata Syahrir.
Sementara itu, Ketua AJKT periode 2020-2022, Sukriadi mengatakan AJKT sebagai wadah berhimpunnya rekan seprofesi akan menjadi pemberi informasi yang akurat, berimbang dan professional. Pastinya, semua sudah komitmen tidak menyebarkan berita hoax, dengan melakukan cek dan ricek dulu sebelum mengangkatnya menjadi informasi publik yang akan diserap masyarakat luas.
“Ada dalam AD ART organisasi, bila awak media yang tergabung dalam AJKT ikut menyebarkan berita hoax dengan sanksi terberat adalah dikeluarkan dari organisasi,” ujar Sukri.
Selain itu, jurnalis pedesaan juga menjadi program utama AJKT dengan menggandeng berbagai pihak yang concern di bidang pendidikan. Untuk menciptakan penulis-penulis muda yang menaruh minat pada kegiatan jurnalistik. Baik aparatur desa maupun para pelajar yang ada di desa-desa di Kutim. Apalagi saat ini, pemerintah juga tengah giat membangun jaringan telekomunikasi di 18 kecamatan.
“Sekarang ini sudah eranya digitalisasi. Kami berharap, informasi tentang Kutai Timur, terutama potensi-potensi yang ada di 141 desa dan kelurahan bisa diketahui orang dalam suguhan produk jurnalistik. Tidak hanya produk data. Sehingga bisa menarik investor maupun pelancong untuk datang ke Kutim,” ungkapnya.(rb04)