RUMAHKARYABERSAMA.COM, SANGATTA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kutai Timur menggelar acara Forum Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan, sekaligus pembentukan relawan Peduli Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla). Kegiatan yang diikuti masyarakat dari beragam elemen masyarakat, mulai dari perwakilan OPD di lingkungan Pemkab Kutim, swasta, jurnalis, organisasi relawan, serta tokoh masyarakat dibuka oleh Pjs Bupati Kutai Timur, Dr M Jauhar Efendi di Hotel Royal Victoria, Selasa (27/10/2020) malam.

Kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari, hingga 28 Oktober 2020, menghadirkan narasumber, dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Purwantio dan Forum Pengurangan Risiko Bencana Yogyakarta, I Made Susmayadi.
Dalam laporannya, Kepala BPBD Kutim Syafruddin MAP mengatakan kegiatan ini diikuti 40 peserta dengan tatap muka dan 10 orang secara virtual. Dengan tujuan terbentuknya forum pengurangan risiko bencana kebakaran hutan dan lahan.
“Sebelumnya sudah membentuk Masyarakat Peduli Api (MPA) di desa-desa secara bertahap. Tahun 2020 ini sudah 50 MPA yang terbentuk, tahun 2021, akan dibentuk 30 lagi. Sampai di seluruh desa terbentuk. Agar bisa secara cepat melakukan penanggulangan kebakaran di desanya masing-masing,” kata Syarifuddin.
Selain itu, BPBD Kutai Timur juga sudah membangun empat posko Karhutla. Yakni di Kecamatan Muara Wahau, Rantau Pulung, Sangkulirang dan Muara Bengkal. Tahun 2021 direncanakan dibangun di Kecamatan Kongbeng dan Teluk Pandan.
“Posko Karhutla juga sudah dilengkapi dengan peralatan pemadaman, untum upaya pemadaman. Bahkan, Kutim akan menjadi contoh dalam penanggulangan kebakaran hutan secara nasional,” ujar Syafruddin.
Senada, Pjs Bupati Kutim M Jauhar Efendi mengatakan pemerintah dan masyarakat harus bersama-sama melakukan penanggulangan kebakaram. Namun, lebih utama melakukan pencegahan. Karena ancaman karhutla tidak boleh dianggap remeh.
“Forum relawan peduli Karhutla adalah platform bersama untuk penanggulangan Karhutla. Kita harus ingatkan masyarakat agar tidak membuka lahan pertanian atau perkebunan dengan membakar hutan. Hutan boleh dimanfaatkan, tapi harus terencana,” kata Jauhar.
Ia berharap dengan terbentuknya relawan peduli Karhutla, bisa ikut bersama-sama melakukan pencegahan kebakaran hutan dan lahan di Kutim. Terutama yang disebabkan dari pembukaan lahan pertanian masyarakat.(Advetorial / Diskominfoperstik/ rb04)