RUMAHKARYABERSAMA.COM, SANGATTA – Pencegahan virus corona tak hanya di lakukan di kota-kota besar di Indonesia, Kabupaten Kutai Timur melalui Dinas Kesehatan ikut melakukan beberapa langkah kesiapsiagaan. Melalui koordinasi antar pihak, deteksi dini hingga respon di beberapa titik kerawanan. Pasalnya, tak sedikit kapal dari luar negeri yang merapat di pelabuhan Kutai Timur. Untuk kegiatan industri maupun angkutan.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kutim, M Yusuf mengatakan sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan Nomor 104 tahun 2020, tentang penetapan infeksi Corona sebagai penyakit yang dapat menimbulkan wabah dan upaya penanggulangan, dilakukan tindakan kesiapsiagaan.
“Untuk mencegah sedini mungkin apabila terinfeksi virus corona, pemerintah telah membangun sejumlah fasilitas pelayanan kesehatan perawatan, seperti ruang isolasi perawatan. Ruang isolasi tersebut dibangun di RSUD Kudungga dengan dilengkapi fasilitas lainnya seperti alat pelindung diri (APD), alat pemeriksaan lengkap satu set, hingga pemeriksaan laboratorium,” ungkap Yusuf.
Nantinya, siapapun yang sedang dalam pengawasan masuk dalam wilayah tersebut, harus menggunakan pelindung diri yang lengkap. Demikian juga mereka yang bertugas harus dilengkapi APD. Selain RSUD Kudungga, Pemerintah juga berupaya untuk membangun fasilitas tersebut di rumah sakit swasta lainnya yang ada di Kutim.
“Pemerintah bersama KKP Samarinda, KPP wilayah sangatta juga sudah melakukan koordinasi dengan Keimigrasian, Disnakertrans, hingga perusahaan dan semua sektor lainnya, bagaimana mengantisipasi agar tidak ada faktor resiko yang ditimbulkan, apabila ada warga asing yang masuk ke Kutim atau warga Indonesia yang kembali dari luar negeri, dimana terjadi wabah,” ujar Yusuf.
Senada, KPP Sangatta pun melakukan tindakan pencegahan dan antisipasi yang sama. Kepala KPP Sangatta, Isnadon mengatakan sejak ditetapkannya informasi mengenai virus corona, pihaknya sudah melakukan pengawasan di beberapa pintu masuk Kutim, seperti di Pelabuhan Tanjung bara, Pelabuhan Sangkulirang hingga Bandara Tanjung Bara.
Kesiapsiagaan yang dilakukan, adalah pengawasan menggunakan alat pendeteksi virus corona, penyediaan tenaga dokter dan tenaga kesehatan lainnya untuk mendeteksi apabila ada kapal yang masuk dan dicurigai membawa wabah corona.
“Kami sudah memiliki alat pendeteksi dini kasus covid 2019 dari Kemenkes RI, untuk pengawasan. Selama belum ada penetapan hilangnya virus corona, tidak ada anak buah kapal (ABK) yang boleh turun dari kapal, kecuali sedang dalam keadaan darurat. Itupun semuanya harus dalam pengawasan KPP sangatta,” ujar Isnadon.(advertorial/Diskominfo Perstik Kutim/*4)