RUMAHKARYABERSAMA.COM, SANGATTA – Anggaran untuk mendukung program smart city yang digarap Dinas Komunikasi Informasi Persandian dan Statistik tahun 2020 ini sangat minim. Bahkan untuk menyiasatinya, Kepala Diskominfo Perstik Kutim, Ir Suprihanto CES terpaksa memotong beberapa anggaran program lain, demi terus melanjutkan program tersebut.
“Untuk mendukung kelanjutan program Smart City, membutuhkan anggaran sekitar Rp 900 miliar. Anggaran itu, digunakan untuk peningkatan kapasitas internet dan biayanya selama setahun,” ungkap Suprihanto.
Mengetahui hal tersebut, Sekda Drs H Irawansyah M Si mengatakan pihaknya akan mengalokasikan anggaran untuk program tersebut pada APBD Perubahan 2020 mendatang. “Untuk smart city, sudah kita bahas dan sudah disampaikan akan dialokasikan pada APBD Perubahan. Terutama untuk melanjutkan program yang sudah berjalan dan kebutuhan beberapa OPD akan layanan publik. Ini pasti kita prioritaskan nanti,” ujarnya.
Untuk diketahui, program smart city dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan. Untuk mendukung program tersebut, tidak hanya dibutuhkan lokasi yang menjadi percontohan, tapi dukungan kapasitas jaringan internet, untuk memadukan beragam pelayanan publik dan informasi yang terpusat di Diskominfo Kutim.
Dengan tujuan, sistem informasi dan layanan publik tersebut, bisa dilakukan secara elektronik. Mulai e-planing, e-bugetting, hingga program organisasi perangkat daerah bisa menyatu dalam satu program, untuk menuju keterbukaan informasi publik.(advertorial/Diskominfo Perstik Kutim/*4)