

RUMAHKARYABERSAMA.COM, SANGATTA – Dalam upaya mencegah semakin meluasnya kerusakan hutan, khususnya di Kabupaten Kutai Timur (Kutim), United Nations Development Programs (UNDP) bekerja sama dengan Menteri Lingkungan Hidup, Kementrian Kehutanan, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kutim, serta perguruan tinggi melaksanakan penyusunan Baseline areal berhutan di Kabupaten Kutim.
Salah satu tahapan yang dilaksanakan adalah sosialisasi dan diskusi rencana studi lapangan yang dibuka Sekda Kutim Drs H Irawansyah M Si, Kamis (14/3/2019).
Kegiatan ini sangat penting, karena berkenaan dengan bagaimana kita untuk menjaga dan melestarikan hutan di dalam situasi gencarnya pembangunan, kebutuhan pembukaan lahan yang banyak digunakan oleh organisasi dan juga perusahaan. Apalagi, Kutim merupakan daerah penghasil,” kata Irawansyah.
Selain itu, menjaga hutan merupakan upaya meningkatkan kualitas lingkungan dan sekaligus warisan pada anak cucu. “Jika tidak, maka akan terjadi bencana lingkungan yang saat ini sudah sering kita saksikan dimana-mana. Seperti banjir dan longsor yang luar biasa, hingga pemanasan global,” ujarnya.
Sebelumnya Wakil Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman Samarinda Dr Wahyuni Hartati, kehadiran UNDP dan tim dari provinsi, untuk sosialisasi rencana studi lapangan penyusunan baseline areal berhutan di Kabupaten Kutim. “Sebenarnya kegiatan ini merupakan salah satu tahapan dari kegiatan project penguatan, perencanaan dan pengelolaan hutan diluar kawasan hutan di Kalimantan, yang merupakan kerjasama antara Kementrian Lingkungan Hidup, kehutanan, GEF dan UNDP,” ungkap Wahyuni.
Kegiatan ini, kata Wahyuni, sebagai kontribusi dari beberapa lembaga untuk mengatasi kerusakan lingkungan. Di antaranya, mencegah makin bertambahnya deforestasi dengan cara perencanaan, pengelolaan dan monitoring hutan di kawasan penggunaan lain atau di luar kawasan hutan.(advertorial/Kominfo Perstik Kutim/*5)