Embob Jengea Puncak Acara Lom Plai, Tampilkan Beragam Kegiatan Ritual Adat

IMG 20240421 WA0003

WhatsApp Image 2024 04 01 at 7.03.05 AM

rumahkaryabersama.com. Embob Jengea Puncak Acara Lom Plai, Tampilkan Beragam Kegiatan Ritual Adat – Lom Plai merupakan Pesta Syukuran panen padi yang selalu dilaksanakan oleh Masyarakat adat Wehea setiap tahunnya, dimana Embob Jengea adalah puncak acaranya.

Bacaan Lainnya

Embob Jenga, merupakan sebuah kiasan, jika diartikan secara langsung berarti memasang atap daun pada jengea atau pondok darurat. Namun arti sebenarnya adalah melaksanakan upacara unding yang pertama beserta padi dengan darah ayam. Bagi warga yang Emnan atau terhalang oleh adat perkabungan (kematian) dan kelahiran seorang anak, pada saat itulah mereka juga membuat upacara Unding.

Tujuan dari serangkaian Upacara Adat Lom Plai adalah sebagi bentuk penghormatan kepada Dewi Padi Long Diang Yung.

Kemudian, mungkin selama tanam padi sampai panen ada pelanggaran yang dilakukan sehingga menyebabkan warga menjadi sakit. Dengan melaksanakan Lom Plai warga diharapkan sembuh dan sehat serta warga kampung menjadi sejahtera.

Berikutnya, memanggil semangat padi yang teecer di ladang dimakan binatang dan terbawa oleh orang keluar untuk dijual, sehingga tahun tanam mendatang padi tumbuh menjadi subur dsn memberikan hasil yang melimpah.

Untuk diketahui, Embob Jengea adalah puncak acara Lom Plai. Embob Jengea yang dilaksanakan di Desa Nehas Liah Bing Sabtu (19/4/2024) merupakan gabungan dari enam desa yang ada di wilayah Kecamatan Muara Wahau, yakni Desa Bea Nehas, Desa Diak Lay, Desa Dea Beq, Desa Long Wehea, Desa Diak Leway, dan Desa Nehas Liah Bing.

Selama Embob Jengea, yang digelar dari pagi hari ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan antara lain, Naq Pluq (memasak lemang) dan beangbit (kue khas Wehea yang dimasak dalam bambu. Masing-masing keluarga membuat lemang dan kue dari tepung beras baru (berasal dari padi yang baru dipanen).

Beangbit sendiri berasal dari beras baru yang dicampur dengan gula merah atau pisang, dimasak didalam bambu. Ada beberapa arti mengenai Beangbit yakni, setelah Embob Jengea maka beras baru boleh ditumbuk menjadi tepung. Selanjut beras boleh ditanak (dimasak) bercampur dengan ubi, jagung dan lain-lain.

Selama puncak acara ini, ada beberapa kegiatan yang dilangsungkan dimana inti ritual adat hari ini adalah pada ritual Adat Embos Min atau pembersihan kampung.

Selama pembersihan kampung maka warga dikerahkan untuk ke Tiaq Diaq Jengea. Artinya Tiaq Diaq Jengea turun ke bawah Jengea.

Tiaq Diaq Jenga semua orang turun ke pondok darurat di tepi sungai. Sementara beberapa perempuan dewasa melakukan kegiatan embos min atau pembersihan kampung.

Sementara, Embos Min atau pembersihan kampung yaitu membuang semua kesialan kampung dan kejahatan yang ada didalam kampung atau pembersihan kampung yang dilakukan beberapa perempuan dewasa.

Pada saat mereka berjalan ke hulu atau hilir kampung tidak ada satu pun yang dapat melintas baik itu hewan atau manusia.

Selama embos min berlangsung acara di sungai pun berlangsung bersamaan. Dan beberapa kegiatan di Sungai yang dilaksanakan adalah tarian diatas rakit, Seksiang (perang-perangan diatas perahu) dan plaq saey atau lomba dayung perahu.

Embob Jengea Puncak Acara Lom Plai, Tampilkan Beragam Kegiatan Ritual Adat

Tarian diatas rakit ditampilkan oleh muda/mudi Wehea dari Sanggar Tari Kelang Tegai yang ada di Desa Nehas Liah Bing. Tarian ini merupakan tarian kreasi. Setelah tarian kreasi dilanjutkan oleh Seksiang.

Setelah melihat pertunjukan di sungai dan setelah ritual adat embos min akan dilanjutkan ritual adat Mengsaq Pang Tung Elang di Eweang Puen atau rumah adat besar yang berada di hilir kampung. Mengsaq Pang Tung Eleang merupakan ritual yang menjadi penanda bahwa masyarakat sudah boleh Bea Mai Min atau naik ke kampung dari Jengea.

Proses ritual Mengsaq Pang Tung Elang yaitu seorang ketua adat akan disiram oleh seorang gadis, kemudian ketua adat akan mendahului naik dan akan diikuti oleh masyarakat. Berangakat dari situ, acara Pengsaq dan Peknai akan langsung di mulai. Pengsaq artinya siram-siraman dan Peknai artinya pemebrian arang di wajah.

Ketika naik dari Jengea orang-orang yang naik ke rumah, akan memegang rumput Bengse’ai yang telah di siapkan di sebelah kanan tangga untuk naik (masuk ke rumah), kemudian meludah. Proses ini disebut Kaq La yang mengandung makna agar segala yang jahat dan segala sesuatu yang ikut terbawa bersama mereka yang akan naik kerumah menjadi tawar.(adv/Diskominfosp)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *