SDN 004 Didik 25 ABK, Siap Proses Assesmen

SDN 004 Didik 25 ABK, Siap Proses Assesmen
Kepala Sekolah SDN 004 Sangatta Utara, Hery Junaidi.

Sangatta, SDN 004 Didik 25 ABK, Siap Proses Assesmen – Satuan pendidikan yang ada di Kutai Timur (Kutim), telah menjalankan program pendidikan inklusif.

Program ini mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 70 Tahun 2009.

Yang mana sekolah diwajibkan menerima peserta didik dengan kebutuhan khusus, di Kecamatan Sangatta Utara, Sekolah Dasar Negeri 004 sudah bekerjasama dengan Sekolah Luar Biasa (SLB) sebagai sekolah sumber.

Kepala Sekolah SDN 004 Sangatta Utara, Hery Junaidi menyebut bahwa terdapat tahapan asesmen untuk melihat kemampuan peserta didik berkebutuhan khusus.

“Terutama anak-anak yang berkebutuhan khusus, seperti yang sudah ditempatkan di SDN 004 Sangatta Utara, ada yang tunarungu, autis, lambat belajar, dan lain sebagainya,” Hery Junaidi.

Menurutnya, ada harapan untuk perbaikan program pendidikan inklusif di Kutim sebab pembiayaan program ini masih dibebankan kepada pihak sekolah.

Terlebih pihak sekolah mengambil sumber daya tenaga pendidik untuk mendampingi ABK dari SLB yang notabene tentu membutuhkan insentif.

“Kita perlu biaya untuk memberikan mereka insentif, karena kita juga Guru Pendamping Khusus (GPK) ada dua yakni dari SLB dan dari kami sendiri,” sebutnya.

Dengan tanggungjawab yang besar diiringi dengan upah yang kecil dikhawatirkan membuat GPK tidak sejahtera sehingga mengundurkan diri.

Padahal, peran GPK dalam kesuksesan program pendidikan inklusif sangat penting sehingga perlu ada perhatian khusus dari dinas terkait.

SDN 004 Didik 25 ABK, Siap Proses Assesmen

“Yang kami khawatirkan biasanya kalau yang sekolah kejuruan menjadi PGSD SLB kadang-kadang lari (mengundurkan diri) karena mereka mendapat upah sangat kecil,” katanya.

Dengan adanya insentif dari pemerintah terkait diharapkan bisa membuat GPK lebih betah menjalankan perannya di sekolah.

Sekedar diketahui, SDN 004 Sangatta Utara kini tengah menjalankan proses asesmen dengan jumlah peserta didik berkebutuhan khusus sebanyak kurang lebih 25 anak, “Puluhan murid ABK ini tersebar mulai dari kelas I hingga kelas VI,” tutupnya. (Rb18R)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *