Batik Akaroros Jadi Muatan Lokal SDN 01 Sangatta Utara

Batik Akaroros Jadi Muatan Lokal SDN 01 Sangatta Utara
Kepala Sekolah SDN 01 Sangatta Utara Tri Agustin Kusuma Ningrum
https://photos.app.goo.gl/nJUZzU9aygsTBKoZ9

SANGATTA. Batik Akaroros Jadi Muatan Lokal SDN 01 Sangatta Utara – Kerajinan Batik Akaroros khas Kutai Timur (Kutim) menjadi pilihan SDN 01 Sangatta Utara, untuk di jadikan sebagai salah satu mata pelajaran Muatan lokal, unggulan yang di berikan kepada peserta didik, khusunya di kelas 4.

Sebagai bagian dari implementasi metode kurikulum Merdeka Belajar, yang saat ini terus digencarkan oleh pemerintah untuk diterapkan di masing-masing satuan pendidikan di seluruh Indonesia secara mandiri.

“Kenapa kami pilih Batik Akaroros, kerena memiliki nilai luhur yang patut untuk di lestarikan,” ujar Kepala Sekolah SDN 01 Sangatta Utara Tri Agustin Kusuma Ningrum Jumat (11/11/2022).

Selain itu, sebagai daya dukung, pihaknya juga memberikan pelatihan untuk penyusunan kurikulum operasional pembelajaran (KOSP) kepada tenaga pendidik serta melakukan workshop yang bekerjasama dengan salah satu rumah produksi batik Maju Bersama di kota Sangatta.

“Antusiasme anak sangat tinggi termasuk wali murid yang juga banyak ikut terlibat, karena bagian dari upaya untuk menggali potensi anak didik di luar ilmu akademis yang terdapat di dalam projek penguatan profil pelajar Pancasila (P5)” imbuhnya.

Batik Akaroros Jadi Muatan Lokal SDN 01 Sangatta Utara
Siswa/I memperlihatkan hasil kerajinan batik akaroros

Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM), Sambung Tri Agustin biasa ia di sapa, bertujuan untuk memangkas adanya loss learning (kemampuan siswa) peserta didik imbas adanya pandemi Covid-19 yang melanda sejak awal tahun 2020 lalu.

“Kita lihat, saat pandemi anak-anak sangat aktif belajar, padahal tidak, yang repot justru orang tua, tapi apakah itu salah, tentu saja tidak,” terangnya.

Batik Akaroros Jadi Muatan Lokal SDN 01 Sangatta Utara

Dirinya menyebut proses pendidikan bagi anak bisa di lakukan dimana saja dan dengan siapapun termasuk orang tua, karena pendidikan itu melibatkan seluruh elemen mulai dari sekolah, keluarga dan masyarakat.

Dengan adanya P5 yang masuk dalam program IKM, menjadi pembangkit semangat belajar peserta didik melalui pendekatan kedaerahan.

“Dalam kata lain, kami (sekolahan) memberikan wadah untuk berkreasi serta menggali potensi peserta didik, salah satunya lewat Batik,” pungkasnya.(Rb.T)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *