Sangatta, Antisipasi Peningkatan Penyakit DBD, Dinkes Kutim Siapkan Abate Gratis – Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur (Kutim) peningkatan kasus demam berdarah di Kabupaten Kutim pada tahun 20222 ini meningkat signifikan.
Sampai dengan bulan Agustus kemarin tercatat sudah ada 174 penderita DBD di Kutim. Jumlah ini naik 68 % jika dibandingkan periode yang sama tahun 2021 lalu yang hanya ada 119 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kutim melalui Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular Dinkes setempat, Muhammad Yusuf menjelaskan bahwa seseorang bisa terserang demam berdarah karena tubuh terinfeksi oleh virus dengue yang dibawa serangga jenis artropoda, dalam hal ini adalah nyamuk Aedes Aegypti.
Oleh sebab itu, pencegahannya difokuskan pada pencegahan perkembangbiakan dan pembasmian sarang nyamuk tersebut. Menurutnya, untuk meminimalisir jatuhnya korban akibat penyakit demam berdarah sebenarnya sosialisasi mendalam mengenai penyakit ini sangat diperlukan.
Hal tersebut bertujuan agar masyarakat lebih aware dan waspada terhadap penyakit demam berdarah, baik bagaimana cara menanggulangi maupun cara untuk mencegah penyebarannya.
Untuk itu Dinkes Kutim terus berupaya mengurangi penularan Demam Berdarah Dangue (DBD), salah satunya dengan memberikan bubuk Abate (Temephos) kepada warga.
“Bubuk Abate adalah Larvasid sangat kuat yang secara efektif mengontrol fase larva (jentik) nyamuk sebagai penyebar penyakit DBD,” ujar Yusuf
Diakuinya, bubuk Abate bekerja dengan cepat untuk mengendalikan nyamuk dan populasi serangga lainnya karena membunuh larva serangga sebelum dewasa.
“Abate ini lebih efektif untuk mengendalikan semua jentik nyamuk pada dosis rendah ketimbang fogging (pengasapan). Sebab nyamuk sekali bertelur bisa sampai 50, itu baru satu, coba bayangkan kalau banyak,” ucapnya.
Menurutnya fogging hanya berfungsi membasmi nyamuk. Misalnya dalam satu bak penampungan air ada 15-20 nyamuk yang bertelur, ketika fogging maka paling banyak membunuh 5-10 dan sisanya terbang.
Sedangkan telurnya masih hidup dan kemungkinan mati hanya 10 persen, tetapi apabila menggunakan Abate maka nyamuk maupun telurnya atau jentik akan mati dengan waktu cepat.
“Fogging hanya mematikan nyamuk dewasanya saja. Untuk itu, perlu membasmi jentik nyamuk yang berada di genangan air atau tempat-tempat yang berpotensi untuk perkembangan Aedes aegypti.
Saat ini pencegahan yang paling efektif dan efisien dapat dilakukan melalui 3 M Plus yakni Menguras atau Membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi,ember air, tempat penampungan air minum,penampungan air lemari es, kemudian menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti gentong, drum dan kendi,”terangnya
Dinkes Kutim sudah menyediakan bubuk Abate secara gratis untuk masyarakat di semua puskesmas yang tersebar di Kutim. Sehingga masyarakat dapat langsung ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan serbuk Abate secara gratis tidak dipungut biaya sepeserpun.
Antisipasi Peningkatan Penyakit DBD, Dinkes Kutim Siapkan Abate Gratis
Dalam kesempatan itu Kabid P2P, Dinkes Kutim itu juga mengimbau kepada masyarakat bahwa yang terpenting dalam pencegahan penyebaran penyakit DBD adalah pemberantasan sarang nyamuk yaitu dengan membersihkan lingkungan sekitar serta menerapkan 3M yaitu mengubur, menutup serta menguras.
“Dengan abatesasi dan pelaksanaan 3M, yakni menguras bak mandi, menutup tempat penampungan air dan mengubur barang bekas, apabila masyarakat membudayakan dua hal tersebut maka dapat dipastikan kasus DBD bisa menurun,” tuturnya.
Tambah Yusuf, Pencegahan utama Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yaitu untuk diluar rumah membersihkan lingkungan, kemudian menutup tempat penampungan air serta secara rutin membersihkan minimal seminggu sekali dan pada penampungan air yang sulit dibersihkan untuk ditaburkan bubuk Abate. (adv/kominfo/Rb05R).