Satu Langkah Lagi, Kasmidi Bulang Raih Gelar Doktor

IMG 20201013 WA0073

RUMAHKARYABERSAMA.COM, SANGATTA – Satu langkah lagi, Plt Bupati Kutai Timur H Kasmidi Bulang ST MM berhak menyandang gelar Doktor. Selasa (13/10/2020), ia mengikuti ujian terbuka untuk disertasinya yang berjudul Pelaksanaan Tarian Hudoq dalam Tradisi Lomplai, sebuah studi interaksi simbolik sebagai implikasi praktis bagi masyarakat Dayak Wehea di Kecamatan Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur.

Di hadapan delapan tim penguji, yang terdiri empat Profesor dan empat doctor, Kasmidi Bulang berupaya menjawab semua pertanyaan dan menerima kritik maupun saran yang diajukan masing-masing penguji. Mereka adalah Profesor Dr Agus Sholahuddin MS, Profesor Dr Bonaventura Ngw MS, Dr Wahyu Wiyani M Si, Profesor Dr FX E Armada Riyanto CM, Profesor Dr Bambang Satriya SH MH, Dr Praprtining Sukowati SH M Si, Dr Dwi Suharnoko M Si dan Dr Roos Widjajani M Si.

Setelah 2,5 jam berkutat membedah isi disertasinya, akhirnya Kasmidi dinyatakan lulus dan dapat mengikuti ujian tahap selanjutnya. Sebagai langkah akhir penyelesaian studi doctoral di Universitas Merdeka Malang.

“Alhamdulillah, ujian disertasi saya yang dilakukan secara virtual oleh delapan tim penguji, berhasil dilaksanakan dan dinyatakan lulus. Tinggal satu langkah lagi, menuju apa yang menjadi cita-cita saya dalam mengenyam pendidikan,” ujarnya pada awak redaksi rumahkaryabersama.com.

IMG 20201013 WA0072
Foto :
Kasmidi Bulang saat menjalani ujian disertasi oleh delapan tim penguji dari Universitas Merdeka Malang

Disertasi yang mengupas tentang tarian hudoq, sengaja dipilih Kasmidi dengan pertimbangan budaya khas suku Dayak di pedalaman Kutai Timur yang memiliki keunikan. Baik dari gerakan tari, kostum yang digunakan hingga makna ritual dalam tarian tersebut. Para penarinya pun menggunakan topeng yang menggambarkan beragam mahluk.

“Ini budaya yang harus dilestarikan. Ketika wisatawan akan berkunjung ke Kalimantan, kita bisa promosikan tarian ini sebagai penarik untuk mereka datang ke Kutai Timur. Sebuah budaya warga Wehea yang kental dan identik dengan pesta panen padi masyarakat setempat,” ungkapnya.

Apalagi, lanjut dia, tarian ini memiliki makna yang sangat dalam bagi masyarakat setempat. Dimana pada dahulu kala, saat masyarakat mengalami kekeringan, ada pengorbanan dari seorang putri raja agar musibah kekeringan berlalu dan hasil sawah mereka melimpah. Sejak saat itu, tari hudoq menjadi ritual yang selalu ada setiap masyarakat suku Dayak merayakan hasil panen sawah yang melimpah. Sebagai ungkapan terima kasih dan rasa syukur pada Tuhan.

“Saya berharap, hasil studi saya bisa bermanfaat bagi masyarakat dan pengembangan budaya khas suku Dayak, sehingga dapat meningkatkan jumlah wisatawan yang mau berkunjung ke Kutai Timur,” kata Kasmidi Bulang.(advertorial/*4)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *