Kutai Timur Kini Mampu Memproduksi Benih Unggul Berlabel Ungu

Banner Pemkab Kutim ASKB

IMG 20241204 WA0022

rumahkaryabersama.com. Kutai Timur Kini Mampu Memproduksi Benih Unggul Berlabel Ungu – Krisis pangan global menjadi tantangan berat bagi dunia pertanian. Namun di balik tantangan tersebut, ada peluang yang bisa diambil pelaku usaha pertanian, termasuk industri benih di tanah air. Benih unggul menjadi kunci mendongkrak produksi pangan.

Bacaan Lainnya

Dengan kemandirian benih dan bibit, bangsa Indonesia akan mampu menjawab upaya peningkatan produksi pangan.

Benih bermutu (bersetifikasi) mempunyai kelebihan dibanding dengan benih tidak bermutu. Adapun kelebihan dari benih bermutu yaitu mengurangi resiko kegagalan budidaya karena benih mampu tumbuh baik pada kondisi lahan yang kurang menguntungkan, produksinya lebih tinggi, dan tahan terhadap serangan hama dan penyakit.

Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan (DTPHP) Kutai Timur Dyah Ratnaningrum, menjelaskan bahwa sejak 2021, pengembangan tanaman pangan padi sawah di Kutai Timur menghadapi beberapa tantangan, salah satunya keterlambatan distribusi benih dari pemerintah pusat yang sering mengakibatkan waktu tanam terlewat. Sebelumnya, produktivitas padi hanya sekitar 3,5 ton per hektare. Luas cetak sawah ini pun mencapai 26 hektare.

Hal tersebut disampaikan Kadis DTPHP Kutim, Dyah Ratnaningrum dalam acara Gerakan Tanam Perdana Gapoktan Abadi Jaya, Desa Miau Baru, Kecamatan Kombeng, pada Sabtu (2/12/2024).

“Namun, berkat adanya empat penangkar benih lokal di beberapa kecamatan, di antaranya di Kaubun, Sangatta Selatan, Desa Tanah Abang Long Mesangat, dan Desa Miau Baru Kombeng, Kutai Timur kini mampu memproduksi benih unggul berlabel ungu yang memiliki produktivitas tinggi. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan hasil pertanian petani lokal,” sebutnya.

Selain itu, Dyah juga menambahkan bahwa pemerintah daerah telah memenuhi komitmen penyediaan pupuk subsidi dari pemerintah pusat. Meskipun begitu, akses terhadap pupuk subsidi sering terkendala oleh persyaratan tertentu.

“Untuk mengatasi hal ini, Pemkab Kutai Timur mengalokasikan pupuk NPK dan pestisida untuk 1.000 hektare sawah di daerah tersebut melalui program prioritas,” tambahnya.

Bibit unggul juga memiliki potensi untuk menghasilkan produk pertanian yang memiliki kualitas yang lebih baik, seperti buah atau sayuran yang lebih besar, lebih manis, atau lebih tahan lama. Kualitas produk yang lebih baik ini dapat meningkatkan daya saing petani di pasar lokal maupun internasional. (adv/kominfo/05)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *