Jelang Hari Raya Idul Adha, DTPHP Kutim Lakukan Pemeriksaan Kesehatan Hewan Kurban

13e20df0 f6e4 438e 8d5f fb48e0614b3e

IMG 20240508 WA0034 1

rumahkaryabersama.com. Jelang Hari Raya Idul Adha, DTPHP Kutim Lakukan Pemeriksaan Kesehatan Hewan Kurban – Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Peternakan (DTPHP) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban. Hal ini dilakukan dalam rangka menjelang Hari Raya Idul Adha.

Bacaan Lainnya

Kepala DTPHP Kutim, Dyah Ratnaningrum melalui Kepala Bidang (Kabid) Peternakan dan Kesehatan Hewan drh. Antonius Kurniawan Dewanto, mengatakan pihaknya sedang melakukan pemeriksaan antemortem.

Dia menjelaskan pemeriksaan antemortem dilakukan sebelum hewan disembelih. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara evaluasi visual dan fisik hewan, seperti melihat tanda-tanda penyakit, memeriksa kondisi kulit, mata, hidung, dan sistem pernapasan.

“Teman-teman hari ini melakukan pemeriksaan antemortem, atau pemeriksaan sebelum dipotong. Sekalian ngitung jumlah sapi,” ucapnya saat dihubungi pada Senin (10/6/2024).

“Jadi sapi-sapi yang diperiksa akan dibuatkan surat bahwa sapi tersebut sudah dilakukan pemeriksaan oleh dinas. Tapi ini lagi on progress. Jumlah pastinya masih menunggu. Pemeriksaannya nanti di masing-masing penjual,” tambahnya.

Antonius mengatakan data pastinya belum diketahui. Karena sampai saat ini sapi kurban sedang diimport dari beberapa daerah. “Data belum masuk semua nih. 18 kecamatan ini kita lakukan pemeriksaan. Kita lakukan sejak Senin,” ujarnya.

“Ini kan sapinya datang terus. Dari NTB dan Sulawesi. Informasi hari ini ada lagi sapi satu kapal didatangkan ke Samarinda, kemungkinan juga akan masuk ke Sangatta nanti,” sambungnya.

Disinggung potensi lolosnya sapi kurban yang berpenyakit, Antonius menjelaskan hewan kurban yang dipilih semuanya sehat. Jika pun ada penyakit, segera dilakukan pemeriksaan.

Jelang Hari Raya Idul Adha, DTPHP Kutim Lakukan Pemeriksaan Kesehatan Hewan Kurban

“Sebenarnya sapi kurban itu dipilih dari sapi-sapi yang sehat ya. Jadi kemungkinan untuk sakit itu kecil sekali. Paling nanti sejelek-jeleknya itu adalah cacingan. Tapi itu sebenarnya tidak membahayakan, karena nanti diketahui saat disembelih dan kita cek,” terangnya.

“Karena memang rata-rata sapi kurban itu terpilih dari sapi-sapi yang terbaik. Kalau ditemukan nantinya ada yang berpenyakit, kita akan lakukan pengobatan. Tetapi jarang sekali karena pedagang juga mau jual yang berkualitas kan. Karena pembeli tak mau ambil yang sakit-sakitan kan. Jadi semua kita sortir bagus-bagus nanti,” terangnya.

“Alasan sapi tak diambil dari Jawa karena di sana sapinya masih ada penyakit LSD. Makanya kita tidak boleh ambil dari sana dulu,” pungkasnya. (adv)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *