Bupati Berharap Kakao di Kutim Dikembangkan Ke Sektor Industri, Dengan Produk Turunan Kakao

IMG 20240430 WA0017

WhatsApp Image 2024 04 01 at 7.03.05 AM

rumahkaryabersama.com. Bupati Berharap Kakao di Kutim Dikembangkan Ke Sektor Industri, Dengan Produk Turunan Kakao – Kalimantan Timur merupakan salah satu penghasil kakao rakyat di Indonesia, meskipun arealnya relatif kecil dibanding dengan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah, tetapi bagi petani dibeberapa tempat di Kalimantan Timur, komoditi tersebut dijadikan sebagai mata pencaharian yang utama.

Bacaan Lainnya

Beberapa daerah yang tercatat sebagai sentra penanaman kakao di Kalimantan Timur antara lain Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Berau, Kota Samarinda dan termasuk juga Kabupaten Kutai Timur.

Tanaman tersebut secara keseluruhannya merupakan pertanaman rakyat. Produksi biji kakao kering Kalimantan Timur dengan mutu unfermented sebagian besar dipasarkan di Sabah Malaysia. Khususnya yang dihasilkan oleh petani Kalimantan Timur bagian utara.

Produk petani perkebunan kakao lainnya dipasarkan sebagai perdagangan antar pulau ke Makassar untuk selanjutnya dipasarkan kepasaran Amerika Serikat. Sebagaimana komoditi pertanian lainnya, harga biji kakao kering selalu mengalami pasang surut yang tergantung kepada harga pasaran dunia.

Bupati Berharap Kakao di Kutim Dikembangkan Ke Sektor Industri, Dengan Produk Turunan Kakao

“Kutai Timur memiliki hasil tanaman kakao yang terdapat di Kecamatan Karangan dan juga Busang. Semoga untuk komoditi ini Kutai Timur dapat mengolah sendiri untuk menjadi coklat, karena untuk harga coklat ini sekarang harganya naik luar biasa. Ambil contoh Belgia, disana merupakan pabrik coklat terbaik di dunia, namun jika kita berkeliling disana tidak ada kebun kakao. Pertanyaannya dari mana ini? jangan-jangan dari Kutai Timur,” kata Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman, Senin (29/4/2024) saat menghadiri Rapat Koordinasi Komoditi Hortikultura se-Kaltim di Hotel Royal Victoria Sangatta.

Pengolahan kakao selama ini dengan cara tradisional dan hasilnya berupa kakao non fermentasi, sedangkan pemasarannya oleh petani dijual kepada pengumpul dan selanjutnya melalui pedagang antar provinsi. Namun demikian, produk kakao juga berpeluang dikembangkan ke sektor industri, dengan produk turunan kakao.

Tidak hanya itu, Bupati juga menyampaikan bahwa Pemkab Kutim tengah melakukan perluasan untuk pengembangan bawang merah yang saat ini baru mencapai kurang lebih 20 hektar. (Adv/Diskominfosp/5)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *