SANGATTA. Dispar Kutim Latih 75 Peserta Pokdarwis Terkait Tata Kelola Destinasi – Salah satu penghasil devisa terbesar Indonesia berasal dari dunia pariwisata dan kebudayaan, dan secara tidak langsung berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Untuk mencapai hal tersebut di Kutai Timur, Pemerintah Kabupaten menggelar Pelatihan Tata Kelola Destinasi Pariwisata. Ada sebanyak 75 peserta ikut ambil bagian dalam pelatihan yang diinisiasi oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Kutai Timur di Hotel Royal Victoria Sangatta Utara. Jumat (19/05/2023) .
Geliat pariwisata dan perjalanan wisata secara tidak langsung juga menuntut pemerintah bersama pengelola destinasi wisata, untuk terus konsisten meningkatkan kualitas pariwisatanya.
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nurullah dihadapan peserta pelatihan mengungkapkan, pariwisata menyumbang kontribusi yang sangat besar bagi sebuah negara sebagai salah satu sektor penggerak perekonomian, baik itu dari sisi pemasaran, destinasi, industri, dan kelembagaan
“Oleh sebab itu, untuk menjalankan atau mendirikan suatu usaha, diperlukan pengetahuan dan pengalaman yang memadai dalam pengembangan perekonomian pariwisata” ungkapnya
Adapun penyusunan paket kunjungan wisata, Nurullah juga menyebutkan untuk menunjang daya saing pariwisata diperlukan strategi branding produk wisata, penetapan harga jual produk usaha serta penerapan pasar destinasi.
Pelatihan tata kelola destinasi pariwisata berlangsung kurang lebih tiga hari, sejak tanggal 19 sampai dengan 21 Mei 2023. Turut hadir dalam kesempatan tersebut Kepala Bappeda Kutim Noviari Noor, perwakilan Perangkat Daerah (PD) dan undangan lainya.
Dispar Kutim Latih 75 Peserta Pokdarwis Terkait Tata Kelola Destinasi
Terakhir Nurullah mengharapkan, dengan adanya pelatihan, para peserta yang berasal Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), pelaku usaha pariwisata, penggiat wisata, serta pecinta alam yang ada di Kutim, agar bisa meningkatkan kapasitas dalam pengelolaan pariwisata yang ada.
“Jadi geliat dunia pariwisata tidak hanya memberikan dampak bagi kunjungan wisatawan yang datang ke Kutim, akan tetapi juga akan berdampak pada perekonomian dan kesejahteraan khususnya masyarakat Kutim” Tutupnya