SAMARINDA. Wabup Kutim Hadiri High Level Meeting TIPD Provinsi Kaltim, Ini Yang Diharapkan Kasmidi – Bertempat di Ruang Ruhui Rahayu Kantor Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Pemerintah Provinsi Kaltim gelar High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kaltim guna penguatan stabilitasi harga dan pasokan pangan untuk pengendalian inflasi daerah Kaltim tahun 2023, Senin (13/03/2023).
High Level Meeting TPID Provisi Kaltim yang diikuti oleh seluruh kepala daerah se Kaltim tersebut dibuka oleh Wakil Gubernur Kaltim, H. Hadi Mulyadi, S.Si, M.Si.
Dalam sambutannya Wagub Kaltim H.Hadi Mulyadi menyampaikan rasa terimakasihnya kepada beberapa kepala daerah dan stakeholder yang hadir dalam rangka untuk memperkuat koordinasi kebijakan dalam upaya menjaga stabilitas perekonomian, serta mendorong momentum pemulihan ekonomi daerah.
“Disetiap momen Presiden RI, Joko Widodo selalu mengingatkan pada setiap acara atau event seperti konser musik, olahraga maupun kegiatan lainnya harus melibatkan UMKM. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya mendorong percepatan pemulihan ekonomi,” ucap Wagub Kaltim H.Hadi Mulyadi.
Selanjutnya kata Wagub, kegiatan ini juga dilaksanakan sebagai mitigasi permintaan pasar menjelang bulan ramadhan dan Idul Fitri 1444 H.
Setiap tahunnya kata Wagub, pasti akan dialami. Untuk itu dia meminta untuk semua kepala daerah dan stakeholder untuk dapat mengantisipasi jika ada kenaikan beberapa bahan kebutuhan pokok jelang puasa ramadhan.
“Oleh karena itu pada saat ini, saya minta antisipatif berkaitan dengan data permintaan dan suplay dari dan luar Kaltim. Untuk diketahui sebagian besar komoditi holtikultura di Kaltim di datangkan dari luar Kaltim. Alhamdulillah beberapa kali mengadakan kerjasama dengan Sulawesi dan Jawa berjalan dengan baik, dapat tertata serta terpantau untuk mengetahui kebutuhan dan kekurangan beberapa bahan kebutuhan pokok untuk Kaltim,” tegasnya.
Wagub Kaltim juga meminta kepada kepala daerah agar memperkuat sinergi komunikasi kebijakan antara stakeholder untuk mendukung pengelolaan ekspetasi kemasyarakat, yang melibatkan peran ulama, tokoh agama untuk memberikan ketenangan kepada masyarakat agar tidak terjadi panik buying.
“Ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga menjelang ramadhan, diantaranya jagung, bawang merah, telur ayam ras dan minyak goreng. Melihat Kaltim memang bukan daerah penghasil, oleh karena itu ketergantungan kita sangat tinggi kepada Jawa Timur dan Sulawesi. Namun Alhamdulillah komunikasi kita baik dengan kedua daerah itu, oleh karena itu mari kita tingkatkan koordinasi yang baik dengan pemerintah daerah lain,” pintanya.
Sebelumnya Sekretaris Daerah Provinsi Kaltim Sri Wahyuni memaparkan menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (Puasa Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 1444 H) merupakan momen yang tepat untuk melakukan koordinasi antarpihak, baik di tingkat pemerintah lembaga (stakeholder) dalam rangka menjaga stabilisasi ketersediaan pasokan dan keterjangkauan harga bahan kebutuhan pokok dan barang strategis di daerah.
“Jika kita lihat dari perkembangan inflasi Kaltim tahun 2023, khususnya di bulan februari di posisi man to man berada di 0,11 persen, untuk year on year 5,36 persen sedangkan year on date 0,45 persen,” papar Sri Wahyuni.
Diungkapkannya ada beberapa komoditas penyumbang inflasi di Kaltim, diantaranya adalah komoditas pangan yang didominasi oleh pangan baik man to man maupun year to year serta unit transportasi didalamnya. Termasuk juga bahan konsumsi non pangan lainnya.
“Sedangkan komoditas penyumbang deflasi adalah dari bahan pangan dan juga terkait dengan sandang. Sebagai perbandingan inflasi regional Kaltim posisi Kaltim masih berada di atas rata-rata, artinya masih stabil,” ungkapnya.
Sementara Wakil Bupati Kabupaten Kutai Timur (Kutim), DR. H. Kasmidi Bulang, ST. MM., dikesempatannya melaporkan bahwa Kabupaten Kutim sampai dengan saat ini dalam menghadapi inflasi daerah serta dalam menyambut bulan suci ramadhan dan idul fitri, untuk Kutim masih terkendali.
“Alhamdulillah saat ini dalam menghadapi inflasi daerah serta dalam menyambut bulan suci ramadhan dan idul fitri, meskipun ada beberapa kenaikan harga seperti daerah lainnya di Kaltim, namun Kutim masih terkendali,” ucap Wabup Kutim H Kasmidi Bulang.
Dilaporkannya ada beberapa kenaikan harga bahan pokok diantaranya cabe rawit dari harga Rp. 60.317 per kilo gram (Kg) di bulan februari bulan ke empat naik menjadi Rp. 67.857 per Kg. Sementara untuk cabe besar dari Rp. 34.476 per Kg naik menjadi Rp. 41.951 per Kg.
“Dari kenaikan beberapa bahan pokok, ada juga yang turun. Yaitu bawang merah, bawang merah dari harga Rp. 47.788 per Kg di bulan februari minggu ke empat, sementara di bulan maret di minggu pertama turun menjadi Rp. 41.476 per Kg. Untuk bahan pokok yang selebihnya sampai dengan saat inu masih normal,” ungkap Wabup Kutim.
Lebih lanjut Kasmidi, menyampaikan berkaitan dengan keluhan yang dihadapi kabupaten/kota lain di Kaltim berkaitan dengan masalah antrian BBM, diharapkannya Pertamina untuk atensinya atau perhatiannya.
“Dalam menghadapi bulan suci ramadhan, saya berharap kepada Pertamina untuk atensi dan perhatiannya terhadap beberapa antrian BBM yang masih dikeluhkan beberapa kabupaten/kota di Kaltim,” harapnya.
Wabup Kutim Hadiri High Level Meeting TIPD Provinsi Kaltim, Ini Yang Diharapkan Kasmidi
Diluar itu, kata Kasmidi bahwa kegiatan dalam menghadapi inflasi berkaitan dengan ramadhan dan idul fitri, Kutim selalu menggelar pasar murah. Namun yang menjadi kendala adalah jumlah pasokannya bahan pokok tersebut.
“Tahun lalu Kutim menganggarkan anggaran yang besar untuk kegiatan pasar murah, namun karena stok bahannya yang kurang maka anggaran yang terserap tidak maksimal. Untuk itu kami berharap Pemerintah Prov. Kaltim dapat membantu terkait ketersediaan bahan pokok yang dibutuhkan menjelang ramadhan dan idul fitri tahun ini,” harapnya.