Inovasi, Ajak Siswa Daur Ulang Sampah Jadi Kostum Menarik

Inovasi, Ajak Siswa Daur Ulang Sampah Jadi Kostum Menarik
Kreativitas siswa-siswi SMPN 1 Sangatta Utara dalam ajang Fashion show dengan kostum daur ulang dari barang bekas.

Sangatta. Inovasi, Ajak Siswa Daur Ulang Sampah Jadi Kostum Menarik – Dalam rangka pelaksanaan event Pesta Karya yang digelar SMP Negeri 1 Sangatta Utara melahirkan generasi yang kreatif.

Pasalnya, dalam event tersebut salah satu rangkaian lombanya adalah mengajak siswa-siswi dan orang tua untuk berinovasi mendaur ulang sampah, menjadi salah satu kostum yang menarik untuk dipakai sebagai lomba fashion show.

“Dalam event pesta karya ini kami wadahi kreativitas siswa dalam mendaur ulang sampah. Orang tua juga sangat mendukung,” ucap Zakaria selaku Ketua Panitia event Pesta Karya yang ditemui, Jumat (4/11/2022).

Zakaria menambahkan, daur ulang sampah sebagai upaya mengajarkan siswa agar dapat mengelola sampah secara baik dan benar melalui program reuse, reduce, dan recycle (3R).

“Reuse siswa diajarkan bagaimana memanfaatkan sampah yang masih bisa digunakan. Reduce yakni mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan atau memunculkan sampah. Berikutnya recycle, mengolah kembali sampah menjadi produk atau barang yang dapat bermanfaat,” beber Zakaria.

Inovasi, Ajak Siswa Daur Ulang Sampah Jadi Kostum Menarik
Tiga siswi memperagakan desain busana dari bahan daur ulang plastik bekas

Senada, Aminah salah satu orang tua murid yang mendampingi anaknya dalam mengikuti Fashion show dari kostum daur ulang menyebutkan sangat antusias saat tahu anaknya ikut lomba.

“Antusias sekali mempersiapkan kostum, kebetulan saya mengambil tema putri jagung, jadi kami membuat kostum dari limbah kulit jagung, terus manik-manisnya dari biji jagungnya, serta hiasan kepala dari bunga jagung juga,” papar Aminah.

Aminah menceritakan persiapannya memakan waktu sekitar dua bulan. Dari awal tahu anaknya ikut lomba, dirinya mulai mengumpulkan kulit jagung.

Inovasi, Ajak Siswa Daur Ulang Sampah Jadi Kostum Menarik

“Jadi setiap ke pasar saya beli jagung yang ada kulitnya, kemudian kulit-kulitnya itu saya cuci, masak dengan pewarna kemudian jemur saat sudah kering disemprotkan pewarna lagi, kemudian dirangkai menjadi sebuah kostum dengan menggunakan lem tembak,” paparnya.

Sebagai orang tua, Aminah berharap selain untuk menang dalam lomba, ia pun berharap apa yang dilakukan ini siswa-siswi bisa memahami bahwa sampah itu bisa bernilai ekonomis saat diolah dengan baik dan tepat.

“Jadi harapannya ini tidak hanya menjadi ajang lomba semata namun nilai edukasinya yang bisa diambil untuk anak-anak kita,” tutupnya. (Rb.18R)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *