Disdik Kutim Adakan In House Training Implementasi Kurikulum Merdeka

IMG 20221005 WA0004
https://photos.app.goo.gl/nJUZzU9aygsTBKoZ9

Sangatta, Disdik Kutim Adakan In House Training Implementasi Kurikulum Merdeka – Disdik Kutim Adakan In House Training Implementasi Kurikulum Merdeka. Dalam rangka mewujudkan kurikulum merdeka belajar, SDN 001 Sangatta Utara Kabupaten Kutai Timur, melaksanakan IHT (In House Training). Tema IHT kali ini yaitu mengenai Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) , Acara yang terlaksana di SDN 001 Sangatta Utara ini, dibuka pada Rabu (18/05/2022), dan rencananya akan dilaksanakan selama 15 hari kedepan.

Implementasi kurikulum Merdeka sebagai bentuk fasilitasi Kemendikbudristek melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan yang ditujukan kepada Ibu bapak guru, para kepala sekolah, kepala madrasah, dan kepala PKBM dalam mempersiapkan keterlibatannya pada Kurikulum Merdeka pada tahun ini hingga kedepanya.

Kegiatan ini dibuka oleh Kabid Dikdas Pendidikan Kabupaten Kutai Timur Uud Sudiharjo dan dihadiri Pengawas Didik Martinus Arruan dan Sriwati serta Kasi Kasi Kurikulum Dikdas Disdikbud Kutim M. Syaiful Imron dan diikuti Beberapa Tenaga Pendidik dari sekolah Dasar yang ada wilayah sekitarnya.

Disdik Kutim Adakan In House Training Implementasi Kurikulum Merdeka

Kabid Dikdas Pendidikan Kutim Uud Sudiharjo, mengatakan, Kegiatan yang dilaksanakan dari 18 Mei sampai 16 Juli 2022, ini merupakan Langkah awal Untuk memahami sebuah perubahan besar yang berpihak kepada kemerdekaan belajar siswa, Kemerdekaan Mengajar dan Keunikan Karakteristik setiap sekolah.

“Saya Sangat apresiasi sekali apa yang dilakukan SDN 001 Sangatta Utara yang melakukan perubahan kurikulum, dan saya juga berharap Sekolah Dasar lainya di kutim, saya juga senantiasa mendukung sepenuhnya terobosan terkait pembelajaran inovatif,” terkait kurikulum dan pembelajaran yang memerdekakan,”ujarnya.

kegiatan IHT ini merupakan program sekolah penggerak yang mana intinya peserta memahami filosofi pembelajaran yang memerdekakan, profil pelajar pancasila dan implikasinya dalam pembelajaran.

Untuk itu, sekolah mau tidak mau harus melakukan perubahan cara pandangnya dalam melakukan pembelajaran, yang tentunya menuangkan model pembelajaran inovatif, sehingga anak-anak dalam belajar merasa sangat menyenangkan.

Implementasi Kurikulum merdeka ini di wilayah kutai Timur ada 179 Sekolah Dasar, dari 197 ini ada 34 sekolah yang menerapkan Mandiri Belajar, kemudian sisanya menerapkan Mandiri Berubah, “tentunya ini kita sangat apresiasi karena beberapa sekolah sudah menerapkan Implementasi Kurikulum Merdeka yang rencananya ditahun ajaran baru nanti kita sudah menerapkannya, terang Uud.

Disdik Kutim Adakan In House Training Implementasi Kurikulum Merdeka

Sementara itu, Kepala Sekolah SDN 001 Sangatta Utara Tri Agustin Mengatakan, “ Masih dalam suasana HARDIKNAS 2022, Inilah bentuk nyata kinerja kami dalam mensyukuri perbaikan kesejahteraan para guru dan tenaga kependidikan yang telah diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Timur,” ungkapnya.

Untuk itu, IHT merupakan tahap awal dalam melaksanakan program implementasi kurikulum baru, yaitu pendidikan yang memerdekakan.

“Kita sebagai sekolah pengemban amanat Sekolah dasar harus lebih bersemangat dalam mengikuti acara IHT ini, karena kita adalah sekolah yang nantinya memberikan imbas kepada sekolah sekitar,” kata Tri Agustin.

Menurutnya, sebagai sekolah dasar Keunggulan, maka pendidik harus mampu berinovasi dalam mengembangkan kurikulum baru ini, yaitu mampu membuat kurikulum satuan pendidikan yang berpihak kepada peserta didik. “Serta mampu mewujudkan di dalamnya kurikulum yang berkarakter profil pelajar pancasila,” tuturnya pada awak media.

Untuk kegiatan yang dilakukan oleh SDN 001 Sangatta Utara ini adalah kegiatan yang harus disususn oleh pihak sekolah secara mendiri untuk Menyusun KOSPnya, jadi sebelum menerapkan ditahun ajaran baru nanti para tenaga pendidik ini.

Dalam pelaksanaan kegiatan IKM ini, dilaksanakan dalam dua tahap, pertama pengenalan konsep kurikulum merdeka selama 10 hari, kemudian dilanjutkan lagi untuk tahap kedua penyusunan modul ajar dan dokumen Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP), yang diharapkan nantinya dalam implementasinya para tenaga pendidik sudah siap, Tutupnya. (Adv/disdik/Rb.P)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *