Disperindag Kutim Siap Kembangkan Komoditi Ekspor

IMG 20211124 114939

355x71a 2

RUMAHKARYABERSAMA.COM SANGATTA – Untuk menopang perekonomian di Kabupaten Kutai Timur yang tidak hanya mengandalkan melulu sektor pertambangan saja. Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) siap turun tangan mengembangkan beberapa sektor pertanian seperti pisang untuk komoditi ekspor.

Tentunya masyarakat kita sudah tidak asing lagi dengan yang namanya pisang. Pisang menjadi salah satu buah yang memiliki banyak penggemar mulai dari anak-anak hingga orang tua. Buah nikmat yang satu ini merupakan jenis buah yang popular dan banyak dijajakan di berbagai tempat. Pisang tentunya menjadi bahan makanan yang dapat diolah dalam berbagai sajian makanan dan minuman. Tingginya penggemar buah pisang menjadikan budidaya pisang banyak dilakukan.

Kepala Disperindag Kutim, M. Zaini mengatakan, upaya pengembangan sejauh ini terus dijalankan instansi yang ia pimpin. Mulai dari memperbanyak pelatihan ekspor hingga memberi pendampingan terhadap industri kecil menengah. “Semua itu terus berjalan, tinggal bagaimana kesiapan dari para pelaku usaha itu sendiri,” ucap Zaini.

IMG 20211124 WA0004
Komoditas yang siap di ekspor

Ia mencontohkan beberapa komoditi yang lagi naik daun di pasar dunia. Pisang misalnya, dengan tujuan utama Malaysia dan Brunei Darussalam dalam sekali kirim mencapai 40 ton. Begitu juga dengan teripang, dengan pasar Taiwan dan Jepang permintaan untuk dikirim bisa mencapai 20 ton. Dalam setahun permintaan bisa 5 hingga 7 kali pengiriman. “Dengan tujuan ekspor ke beberapa negara berbeda. Ada juga coklat atau kakao yang punya permintaan pasar ekspor yang besar,” ungkapnya.

Lidi dari daun aren dan pelepah sawit sangat diminati India dan Pakistan. Sementara rumput laut diekspor ke Korea. Untuk coklat pasar Uni Eropa yang siap menampung. Meski untuk jumlah rata-rata masih berkisar puluhan ton saja.

Hasil produksi belum bisa digenjot secara masif. Kemampuan petani atau pembudidaya komoditi tersebut masih dalam skala kecil. Ditambah lagi barang yang dikirim tersebut masih berbentuk bahan mentah. “Jika bisa diolah dulu menjadi produk turunan mungkin nilai ekspornya bisa lebih besar,” tuturnya.

Tantangan lain yang menurutnya harus dijawab adalah dukungan modal dan peralatan. Pelaku usaha tentu membutuhkan itu agar bisa mengembangkan komoditas ekspor mereka. Sehingga orientasi ekspor dapat ditunjukkan oleh para pelaku usaha ini. “Ditambah lagi dengan fasilitas pemasaran tentu akan semakin baik. Seperti pameran dan promosi, baik di dalam maupun ke luar negeri,” tandasnya. (Advetorial/Dismominfoperstik/Rb05R)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *