RUMAHKARYABERSAMA. COM, SANGATTA – Pupuk subsidi yang langka di Kutai Timur menjadi persoalan bagi para petani, padahal bagi petani pupuk ini sangat dibutuhkan, bahkan secara garis besar persoalan kelangkaan pupuk bersubsidi, hampir dialami oleh masyarakat di 8 Kecamatan Dapil 4. Sebagai wakil rakyat, terutama yang memiliki konstituen daerah pemilihan (Dapil) di pedesaan, tentu harus memperhatikan hal yang mendasar.
Hal itu diungkapkan oleh Kajan Lahan usai turun melaksanakan kegiatan serap aspirasi (reses) beberapa waktu lalu. “Hampir semua masyarakat di 8 Kecamatan Dapil saya yang mayoritas petani, aspirasinya sama yakni soal kelangkaan pupuk,” ucap Kajan kepada awak media pada (05/03/2021) .
Kajan Lahan menyebutkan, jika kelangkaan pupuk telah terjadi sejak beberapa bulan yang lalu. Anehnya, ini hanya terjadi untuk pupuk bersubsidi saja. “Sementara untuk pupuk non subsidi di pasaran masih ada dan mudah didapatkan, pupuk non subsidi itu mahal, harganya bisa dua kali lipat dari pupuk subsidi. Makanya masyarakat mengeluh ke kita,” sebutnya.
Dirinya juga mengaku akan menyuarakan persoalan mendasar tersebut Ke forum Musyawarah Rencana Pembangunan, agar kesulitan yang dialami rakyat dapat segera direspon oleh Pemerintah. Adapun petani di 8 Kecamatan, yakni Kongbeng, Muara Wahau, Busang, Batu Ampar, Muara Bengkal, Muara Ancalong, Long Mesangat, dan Telen. (Advetoeial / Rb. 01.07)