Imam Masjid di Sangatta Utara Sepakat Tiadakan Sholat Berjamaah

IMG 20200407 WA0004
Para imam masjid saat dikumpulkan di Kantor Camat Sangatta Utara

RUMAHKARYABERSAMA.COM, SANGATTA – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur sudah mengeluarkan edaran pelarangan menggelar kegiatan yang melibatkan orang banyak, berkumpul atau menimbulkan kerumunan massa. Termasuk menggelar sholat berjamaah maupun sholat jumat. Namun, selama dua pekan belakangan ini masih ada beberapa masjid yang menggelar pengajian, sholat lima waktu berjamaah dan sholat jumat.

Beranjak dari hal tersebut, pihak Kecamatan Sangatta Utara mengundang 33 imam masjid dan ulama untuk kembali menegaskan imbauan pemerintah tersebut. Hasilnya, imam masjid maupun ulama, sepakat untuk meniadakan sholat berjamaah di masjid, termasuk sholat jumat. Demi memutus rantai penyebaran virus corona di Kutim.

“Semua imam masjid wajib taat pada kesepakatan tersebut. Apalagi, imbauan tak hanya dikeluarkan oleh pemerintah sepihak, melainkan ada fatwa dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Baik di pusat maupun daerah. Selain itu, kita juga meminta imam masjid agar ikut menyosialisasikan pada jamaahnya. Agar sholat di rumah masing-masing,” ungkap Camat Sangatta Utara, Basuni.

Sebelumnya, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Muhammad Yusuf berharap anjuran untuk tidak berkumpul dan berkegiatan yang melibatkan banyak massa, dijalankan semua pihak. Karena, penyebaran virus corona sulit terdeteksi dan sangat cepat penyebarannya.

“Kita tak pernah tahu apakah kita terinfeksi sebelum gejala timbul. Parahnya, ada yang tidak bergejala. Kemungkinan karena kesehatannya bagus, sehingga ia pun bebas bergaul dan bersosialisasi dengan orang lain. Belakangan, setelah diperiksa ternyata positif. Sementara dari interaksinya sudah menulari ke banyak orang, termasuk orang-orang terdekat, seperti keluarga dan lingkungan sekitar rumah,” beber Yusuf.

Selain itu, tenaga medis sebagai garda terdepan melayani pasien, juga harus jadi bahan pertimbangan sebelum enggan mengikuti imbauan pemerintah. Di Jakarta, ratusan dokter dan perawat meninggal karena terpapar covid 19. “Kita tidak mau di Kutim seperti itu. Kalau tenaga medisnya sudah ikut terpapar dan meninggal, siapa yang mau urus pasien,” ujar Yusuf.(advertorial/Diskominfo Perstik Kutim/*4)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *