Vianita Terus Menangis Saat Peragakan Adegan Jelang Tewasnya Sang Anak Angkat

IMG 20200323 WA0047

 

RUMAHKARYABERSAMA.COM, SANGATTA – Polsek Kaliorang menggelar reka ulang kasus tewasnya Putri Riskiana Aisyah, bocah berusia 6 tahun 8 bulan di tangan orang tua angkatnya, Vianita, warga Desa Kaliorang, Kecamatan Kaliorang, Kabupaten Kutai Timur. Reka ulang digelar di ruang tunggu unit Perlindungan Perempuan dan Anak, Satreskrim Polres Kutim, Senin (23/3/2020).

Vianita, sang ibu angkat sekaligus tante terus menangis sepanjang berjalannya proses reka ulang. Selama lebih satu jam pelaksanaan reka ulang yang memeragakan 18 adegan, tangannya tak henti mengusap wajah yang basah. Penyesalan mendalam tampak di wajahnya.

Ia tak menyangka bisa seemosi itu pada sang anak yang diasuhnya sejak usia dua tahun. Hanya karena mengetahui sang anak membuat satu teko teh dan meminumnya sampai habis. “Saya menyesal sekali. Khilaf. Benar-benar emosi saat itu,” ungkapnya, usai reka ulang.

Kakak (sebutan bagi almarhum, red), menurut tersangka yang juga masih tante korban, tidak bisa minum teh. Gara-gara minum teh, epilepsinya kambuh dan terpaksa dirawat di ICU RSKD Balikpapan selama dua bulan. Sehingga begitu tahu si anak minum teh, emosinya langsung melonjak dan secara membabi buta memukuli sang anak.

IMG 20200323 WA0046

Kanit Reskrim Polsek Kaliorang, Aipda Maslan Setyabudi yang memimpin reka ulang mengatakan proses pemberkasan kasus kekerasan dalam rumah tangga ini sudah tinggal pelimpahan ke kejaksaan saja. Sebagai pelengkap dan data pendukung dilakukan reka ulang.

“Reka ulang ini untuk melengkapi berkas BAP sebelum diserahkan ke Kejaksaan. Rencana, pekan depan, berkas dan tersangka bersama barang bukti, akan kami limpahkan ke kejaksaan. Untuk selanjutkan disidangkan,” ungkap Maslan.

Seperti diketahui, korban sejak umur 2 tahun diangkat anak oleh keduanya. Orang tua kandung korban masih bersaudara dengan ayah angkat korban. Sejak bayi, korban diasuh sang nenek di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), karena kedua orang tuanya bekerja sebagai petani ladang di hutan.

Korban diketahui tewas saat sang ayah, Burhanuddin yang tak lain paman korban pulang dari bekerja. Ia mendapati anaknya terbaring di kasur di dalam kamarnya. Saat itu, terlihat mata kanan dan kiri korban luka. Ia pun langsung memanggil tetangganya, Nurbiah dan Fahmi, untuk membantu membawa korban ke Puskesmas.

Setiba di Puskesmas, korban dinyatakan sudah meninggal. Saat diperiksa, ternyata tak hanya ada luka di mata, tapi juga di perut dekat pusat, berupa luka melepuh bekas terbakar dan di bagian bibir serta gusinya.(rb04)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *