Alat Musik Sampeq Jadi Perhatian Kemendikbud Untuk Dilestarikan

pampflet RKB

RUMAHKARYABERSAMA.COM, SANGATTA – Alat musik Sampeq yang merupakan alat musik suku dayak menjadi perhatian Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI). Tak terkecuali yang ada di Kabupaten Kutai Timur.

Hal ini terbukti dengan adanya perjanjian kerjasama antara Ditjenbud dengan pemerintah Kabupaten Kutim untuk terus melestarikan alat musik Sampeq tersebut, yang penandatangannannya dilaksanakan pagi tadi di Ruang Meranti Kantor Bupati Kutim, Kamis (25/7/2019).

Indonesia telah ditetapkan oleh UNESCO menjadi negara super power budaya dan ini harus menjadi kebanggaan utama bagi kita kata Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Kemendikbud RI Dr Nadjamuddin Ramly M Si.

“UNESCO merupakan organisasi pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan sayap dari organisasi PBB, alat musik sampeq merupakan salah satu dari puluhan juta warisan budaya takbenda yang dimiliki indonesia,” kata Ramly.

Indonesia, menurut Ramly, memiliki 1340 etnik dan 719 bahsa daerah ini sangat luar biasa, negri ini merupakan negri super power budaya dan sampeq ini merupakan salah satu dari 819 budaya tak benda yang sudah ditetapkan sebagai karya budaya takbenda nasional.

Senada, Wakil Bupati Kutim H Kasmidi Bulang ST MM mengucapkan rasa bangganya karena alat musik sampeq sudah menjadi warisan budaya nasional.

“Hari ini kita akan memahami dan mendengar tentang alat musik ini, karena kita selama ini hanya mendengar suaranya saja tapi tidak tau dari apa dibuatnya. Walaupun kayu tapi tidak semua jenis kayu dapat digunakan untuk alat musik ini,” kata Kasmidi sapaanakrab Wabup Kutim.

Diharapkan ada kajian khusus untuk melestarikan pohon yang digunakan untuk membuat alat musik sampeq tersebut dan di suport untuk membudidayakan tanaman itu.

Bahan pembuat sampe adalah jenis-jenis kayu sebangsa kayu meranti, misalnya kayu pelantan, kayu adau, kayu marang, kayu tabalok, dan sejenisnya. Jenis kayu-kayu itu dipilih karena kuat, tidak mudah pecah, keras, tahan lama, dan tidak mudah dirusak atau dimakan binatang seperti rayap.

“Jangan sampai tidak ada bahan bakunya karena kita ingin melsetarikan alat musik ini sehingga bahan bakunya juga tersedia di Kutim, selain itu dengan kegiatan ini juga dapat menjadi informasi kepada anak-anak kita dan harus mereka pahami, ” harapnya.

Sebelumnya Panitia pusat Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Pusat, Ruliah Hasim mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan tahapan yang sudah disusun bersama antara Direktorat warisan budaya dengan Dinas Kebudayaan Kabupaten Kutim sejak akhir tahun 2018.

“Hari ini kita bersama-sama melaksanakan kesepakatan dalam berkegiatan, yaitu tentang pelestarian alat musik Sampeq di wilayah Kabupaten Kutim. Kutim merupakan salah satu kabupaten yang di pilih untuk melaksankan seminar alat musik sampeq, alat musik sampeq sendiri merupakan alat musik yang sudah ditetapkan dalam warisan budaya Indonesia,” kata Ruliah.

Diharapkan dengan adanya seminar ini masyarakat semakin mengenal alat musik sampeq terutama untuk generasi mudanya.

Senada Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Kutim Yusuf Samuel mengatakn bahwa tujuan dari seminar sampeq ini adalah untuk melestarikan kebudayaan asli Kabupaten Kutim, serta mewariskan kebudayaan kepada generasi muda. (advertrorial/Diskominfo Perstik Kutim/*5)

 

Pos terkait