Dari jumlah desa dan kelurahan di Kutim yang mencapai 142 desa/kelurahan, ia menginginkan minimal satu desa memiliki satu PAUD. Saat ini, banyak PAUD terkonsentrasi di ibukota kecamatan atau desa-desa yang berdekatan dengan ibukota kecamatan. Padahal, Kutim memiliki desa-desa yang letaknya saling berjauhan.
“Progres hadirnya PAUD di pedesaan terus kami pantau. Karena pendidikan sangat penting bagi anak-anak balita. Di usia emas ini, anak dilatih beragam hal, untuk mengasah motorik dan mengenal banyak hal, terutama bersosialisasi. Jadi, Bunda akan terus pantau dimana desa yang belum ada PAUD –nya, akan diupayakan hadir sekolah PAUD di desa tersebut,” ungkap Firga.
Ia pun berharap program tersebut mendapat dukungan penuh dari pemerintah maupun stakeholder yang ada di Kutim. Untuk memajukan pendidikan dan kesehatan anak-anak di desa-desa di sekitar lokasi operasional mereka.
“Ibarat menjemput bola, lembaga PAUD –lah yang akan hadir di tengah masyarakat. Mendidik anak-anak warga desa, agar tumbuh menjadi generasi muda yang cerdas. Dengan harapan, ke depan ada pemuda pemudi dari Kutai Timur yang berprestasi mengharumkan nama Kutim di tingkat nasional maupun internasional,” ujarnya.(advertorial/Diskominfo Perstik Kutim/*4)
